DAMPAK PEMISAHAN KELAS LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DI PONDOK PESANTREN AMANATUL UMMAH SURABAYA
Abstract
ABSTRAK
Dalam membahas masalah gender, merupakan hal yang tidak lagi asing di zaman merdeka ini. Pemisahan gender dalam kelas adalah salah satu yang sering kita dengar di dunia pendidikan. Pemisahan antara laki-laki dan perempuan bisa jadi akan menghalangi berlangsungnya pembelajaran di dalam kelas. Segresi gender ini sering digunakan dalam pendidikan pondok pesantren yang menerapkan syariat agama islam yang kental. [1] Dimana seluruh aktivitas maupun fasilitasnya mereka dipisah. Kebijakan ini sudah sering digunakan di seluruh pendidikan pondok pesantren, karena pada umumnya peraturan ini pasti muncul dalam kegiatan mereka. Pendidikan yang memisahkan gender merupakan sistem bagi peserta didik untuk dapat nyaman dalam menjalankan pembelajaran tanpa membeda-bedakan gender. Pemisahan ini pula juga dapat memberikan perhatian khusus pada peserta didik sesuai dengan kebutuhan laki-laki dan perempuan. Penulisan ini lebih menitikberatkan tentang manfaat dan kemudharatan segresi gender dalam pembelajaran di kelas. Penulis menggunakan metode studi kasus dari salah satu Pondok Pesantren, yaitu Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya.
Published
How to Cite
Issue
Section
Copyright (c) 2023 ahmad rizqi, abrina Fatimah Brillianti

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.